Senin, 15 Oktober 2012

AUDITING


TUGAS ETIKA PROFESI
AUDITING
DEFINISI AUDITING.
            Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur dari suatu entitas ekonomi yang dilakukan oleh seseorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Dalam melaksanakan audit faktor-faktor berikut harus diperhatikan:
Audit pada umumnya dibagi menjadi 3 golongan, yaitu: audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional.
1. Audit laporan keuangan (Financial Statement Audit) Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor eksternal terhadap laporan keuangan kliennya untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria yeng telah ditetapkan. Hasil audit lalu dibagikan kepada pihak luar perusahaan seperti kreditor, pemegang saham, dan kantor pelayanan pajak.
2. Audit Kepatuhan (Compliance Audit) Audit ini bertujuan untuk menentukan apakah yang diperiksa sesuai dengan kondisi, peraturan, dan undang-undang tertentu. Kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam audit kepatuhan berasal dari sumber-sumber yang berbeda. Contohnnya ia mungkin bersumber dari manajemen dalam bentuk prosedur-prosedur pengendalian internal. Audit kepatuhan biasanya disebut fungsi audit internal, karena dikerjakan oleh pegawai perusahaan.
3. Audit Operasional (Operational Audit) Audit operasional merupakan penelaahan secara sistematik aktivitas operasi organisasi dalam hubungannya dengan tujuan tertentu.
Tujuan dan Manfaat
Audit Independen Tujuan utama audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Kewajaran laporan keuangan diukur berdasarkan asersi terkandung dalam setiap unsur yang disajikan dalam laporan keuangan, yang disebut sebagai asersi manajemen. Asersi manajemen yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi 5 kategori:
1) Keberadaan atau kejadian (Existency or accurence). Asersi ini merupakan pernyataan manajemen aktiva, kewajiban dan ekuitas yang tercantum dalam neraca benar-benar ada pada tanggal neraca serta apakah pendapatan dan beban yang tercantum dalam laporan rugi laba benar-benar terjadi selama periode akuntansi.
2) Kelengkapan (completeness). Kelengkapan berarti semua transaksi dan akun-akun yang seharusnya tercatat dalam laporan keuangan telah dicatat.
3) Hak dan kewajiban (Rights and Obligations)
4) Penilaian atau alokasi (valluation or allocation)
5) Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)
Jenis – jenis auditor Auditor dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori berdasarkan pihak yang menggunakan jasa auditor yakni akuntan publik, akuntan pemerintah, dan akuntan intern.
Akuntan publik adalah akuntan profesional yang memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat umum, baik perusahaan yang bersifat profit maupun lembaga yang bersifat nonprofit terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporn keuangan yang dibuat oleh kliennya.
Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja pada instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah.
Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam perusahaan yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah terpatuhi, menentukan baik tidaknya penjagaan terhadap aset-aset organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.
Tujuan dan Manfaat Laporan auditor
Dalam perusahaan perseroan, para manajer ditempatkan pada posisi dapat menguntungkan perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan yang disusunnya dalam periode tertentu. Laporan keuangan yang disusun merupakan bentuk pertanggungjawaban dari hasil kerjanya selama satu periode. Para manajer tergoda untuk menyajikan laporan keuangan yang berat sebelah mengandung hal-hal yang tidak benar, dan mungkin menyembunyikan informasi tertentu kepada pihak lain yang berkepentingan temasuk investor, kreditordan regulator.
Oleh karena itu masyarakat keuangan membutuhkan jasa profesional untuk menilai kewajaran informasi keuangan yang disajikan oleh manajemen. Atas dasar informasi keuangan yang andal dan akurat, masyarakat akan memiliki basis yang kuat untuk menyalurkan dana mereka. masyarakat keuangan hanya akan mencari perusahaan yang beroperasi secara efisisien dan memiliki posisi keuangan yang sehat. Untuk itu masyarakat menghendaki agara laporan keuangan yang diserahkan kepada mereka deperiksa lebih dulu oleh auditor independen.
Keterlibatan audit independen akan memberikan manfaat-manfaat antara lain, menambah kredibilitas laporan keuangan, mengurangi kecurangan perusahaan, dan memberikan dasar yang lebih dipercaya untuk pelaporan pajak dan laporan keuangan lainnya yang harus diserahkan kepada pemerintah.








 Jasa Assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan.
Pengambil keputusan memerlukan informasi yang andal dan relevan sebagai basis untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu mereka mencari jasa assurance untuk meningkatkan kualitas informasi yang akan dijadikan basis pengambilan keputusan.
Jasa Assurance dapat disediakan oleh profesi akuntan publik atau berbagai profesi lain. Contoh jasa assurance yang disediakan oleh profesi lain adalah jasa pengujian berbagai produk oleh organisasi konsumen (Non profit organization), jasa pemeringkatan televise (television rating), dan lain-lain.
Profesi Akuntan Publik menyediakan jasa assurance mengenai informasi Laporan Keuangan historis kepada masyarakat. Jasa ini dikenal dengan jasa Audit. Di USA jasa assurance yang juga disediakan oleh profesi akuntan publik adalah jasa undian dan jasa kontes, meliputi prakiraan keuangan. Dewasa ini kebutuhan masyarakat akan jasa assurance tentang pengendalian web site semakin meningkat, dan profesi akuntan publik dapat memenuhi kebutuhan ini.
JASA ATESTASI
Salah satu tipe jasa assurance yang disediakan profesi akuntan publik adalah jasa atestasi.
Jasa Atestasi : jasa yang diberikan oleh profesi akuntan publik dimana profesi akuntan publik akan mengeluarkan laporan tertulis yang menyatakan kesimpulan atas keandalan asersi tertulis yang dibuat dan ditanggungjawabi pihak lain.
Asersi : suatu pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara implisit dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain. Laporan Keuangan (LK) historis adalah asersi manajemen. Manajemen menyatakan bahwa LK sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum (PABU).
Tiga jenis jasa atestasi:
1. Audit atas Laporan Keuangan historis. Yaitu bentuk jasa atestasi dimana auditor menerbitkan suatu laporan tertulis yang berisi pendapat apakah LK dalam semua hal yang material sesuai dengan PABU.
2. Review atas Laporan Keuangan historis. Banyak perusahaan non publik yang menerbitkan LK kepada berbagai pemakai, tetapi tidak bersedia membiayai audit atas LK tsb. Dalam kondisi seperti ini akuntan publik dapat membantu menyediakan jasa review. Audit dan review berbeda dalam hal luasnya pemeriksaan dan jaminan keakuratan. Audit dilaksanakan dengan pemeriksaan skala luas untuk mengumpulkan bahan bukti memadai dalam rangka memberikan jaminan yang tinggi atas keakuratan LK .
3. Jasa Atestasi Lainnya. KAP, dewasa ini, mengembangkan jasa-jasa baru, misalnya atestasi atas LK prospektif (prakiraan dan proyeksi), data statistik atas hasil-hasil investasi untuk organisasi seperti reksa dana, karakteristik perangkat lunak komputer..
Memperbaiki kualitas sistem
1.      Mengamankan Asset
Aset (aktiva) yang berhubungan dengan instalasi sistem informasi mencakup: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), manusia (people), file data, dokumentasi sistem, dan peralatan pendukung lainnya.
2.      Menjaga Integritas Data
Integritas data berarti data memiliki atribut:
kelengkapan, baik dan dipercaya, kemurnian, dan ketelitian.
Tanpa menjaga integritas data, organisasi tidak dapat memperlihatkan potret dirinya dengan benar atau kejadian yang ada tidak terungkap seperti apa adanya.
    • Keputusan maupun langkah-langkah penting di organisasi salah sasaran karena tidak didukung dengan data yang benar.
    • perlu pengorbanan biaya.
    • Oleh karena itu, upaya untuk menjaga integritas data, dengan konsekuensi akan ada biaya prosedur pengendalian yang dikeluarkan harus sepadan dengan manfaat yang diharapkan.
3.      Menjaga Efektifitas Sistem
Sistem informasi dikatakan efektif hanya jika sistem tersebut dapat mencapai tujuannya.
    • perlu upaya untuk mengetahui kebutuhan pengguna sistem tersebut (user)
    • apakah sistem menghasilkan laporan atau informasi yang bermanfaat bagi user (misal pengambil keputusan)
    • auditor perlu mengetahui karakteristik user berikut proses pengambilan keputusannya
·         Biasanya audit efektivitas sistem dilakukan setelah suatu sistem berjalan beberapa waktu.Manajemen dapat meminta auditor untuk melakukan post audit guna menentukan sejauh mana sistem telah mencapai tujuan.Evaluasi ini akan memberikan masukan bagi pengambil keputusan apakah kinerja sistem layak dipertahankan; harus ditingkatkan atau perlu dimodifikasi; atau sistem sudah usang, sehingga harus ditinggalkan dan dicari penggantinya
4.      Efisiensi Sumber Daya
Dikatakan efisien jika ia menggunakan sumberdaya seminimal mungkin untuk menghasilkan output yang dibutuhkan. Pada kenyataannya, sistem informasi menggunakan berbagai sumberdaya, seperti mesin, dan segala perlengkapannya, perangkat lunak, sarana komunikasi dan tenaga kerja yang mengoperasikan sistem tersebut.
Mengukur kinerja
1.      Inovasi dan pembelajaran, untuk menjawab pertanyaan apakah audit internal mampu berkelanjutan dan menciptakan value.
2.      Proses Audit Internal, untuk menjawab pertanyaan pada bidang apa audit internal memiliki keahlian.
3. Manajemen/Auditee, adaptasi perspektif pelanggan, yaitu untuk menjawab pertanyaan bagaimanacustomer memandang audit internal.
4.   Board/Komite Audit, adaptasi dari perspektif keuangan, untuk menjawab pertanyaan bagaimana audit internal memandang stakeholders.


Tes mutu sistem pemeliharaan
  1. Mendeteksi agar computer tidak dikelola secara kurang terarah.
  2. Mendeteksi resiko kehilangan data.
  3. Mendeteksi resiko pengambilan keputusan salah akibat informasi hasil proses system komputerisasi salah/lambat/tidak lengkap.
  4. Menjaga asset perusahaan karena nilai hardware, software, dan personil yang lazimnya tinggi.
  5. Mendeteksi resiko eror computer.
  6. Mendeteksi resiko penyalahgunaan computer (fraud).
  7. Menjaga kerahasiaan.
  8. Meningkatkan pengendalian evolusi penggunaan computer.

Uji keterandalan sistem informasi
1. Tahap Pemeriksaan Pendahuluan.
 
Sebelum auditor menentukan sifat dan luas pengujian yang harus dilakukan, auditor harus memahami bisnis auditi (kebijakan, struktur organisasi, dan praktik yang dilakukan). Setelah itu, analisis risiko audit merupakan bagian yang sangat penting. Ini meliputi review atas pengendalian intern. Dalam tahap ini, auditor juga mengidentifikasi aplikasi yang penting dan berusaha untuk memahami pengendalian terhadap transaksi yang diproses oleh aplikasi tersebut. pada tahap ini pula auditor dapat memutuskan apakah audit dapat diteruskan atau mengundurkan diri dari penugasan audit.           
2. Tahap Pemeriksaan Rinci.
Pada tahap ini auditnya berupaya mendapatkan informasi lebih mendalam untuk memahami pengendalian yang diterapkan dalam sistem komputer klien. Auditor harus dapat memperkirakan bahwa hasil audit pada akhirnya harus dapat dijadikan sebagai dasar untuk menilai apakah struktur pengendalian intern yang diterapkan dapat dipercaya atau tidak. Kuat atau tidaknya pengendalian tersebut akan menjadi dasar bagi auditor dalam menentukan langkah selanjutnya.
3. Tahap Pengujian Kesesuaian.
Dalam tahap ini, dilakukan pemeriksaan secara terinci saldo akun dan transaksi. Informasi yang digunakan berada dalam file data yang biasanya harus diambil menggunakan software CAATTs. Pendekatan basis data menggunakan CAATTs dan pengujian substantif untuk memeriksa integritas data. Dengan kata lain, CAATTs digunakan untuk mengambil data untuk mengetahui integritas dan keandalan data itu sendiri.
4. Tahap Pengujian Kebenaran  Bukti. 
Tujuan pada tahap pengujian kebenaran bukti adalah untuk mendapatkan bukti yang cukup kompeten,. Pada tahap ini, pengujian yang dilakukan adalah (Davis at.all. 1981) :
1)      Mengidentifikasi kesalahan dalam pemrosesan data
2)      Menilai kualitas data
3)      Mengidentifikasi ketidakkonsistenan data
4)      Membandingkan data dengan perhitungan fisik
5)      Konfirmasi data dengan sumber-sumber dari luar perusahaan.

5. Tahap Penilaian Secara Umum atas Hasil Pengujian.
Pada tahap ini auditor diharapkan telah dapat memberikan penilaian apakah bukti yang diperoleh dapat atau tidak mendukung informasi yang diaudit. Hasil penilaian tersebut akan menjadi dasar bagi auditor untuk menyiapkan pendapatanya dalam laporan auditan. Auditor harus mengintegrasikan hasil proses dalam pendekatan audit yang diterapkan audit yang diterapkan. Audit meliputi struktur pengendalian intern yang diterapkan perusahaan, yang mencakup : (1) pengendalian umum, (2) pengendalian aplikasi, yang terdiri dari : (a) pengendalian secara manual, (b) pengendalian terhadap output sistem informasi, dan (c) pengendalian yang sudah diprogram.